BENGKULU – Ketua RT 16 Mi yang merupakan suami dari Em, sangat berharap agar dia tidak diusir dari rumahnya. Alasannya, saat ini dirinya sedang menderita sakit diabetes dan kompilasi. Sehingga, Mi pun mengaku tak sanggup lagi harus tinggal dimana, bila harus diusir dari rumahnya yang sekarang. Selain itu juga, Mi beralasan selama ini hanya istrinyalah yang mau mengurusnya.
“Saya memohon dan minta tolong, kalau bisa saya jangan diusir. Saya menderita sakit parah, saya ingin hidup saya berakhir di rumah saya ini. Saya tak bisa berbuat apa-apa lagi dengan kejadian ini. Saya benar-benar minta maaf pada warga. Saya harap ini adalah peristiwa untuk yang terakhir kalinya, tidak akan ada lagi. Selama ini hanya istri saya yang mengurus, untuk ke kamar mandi saja harus dipapah,” pinta Mi, tadi malam (15/4).
Hampir Diamuk Massa
Sekitar pukul 00.00 WIB, musyawarah ini pun selesai. Hasilnya, Em dan Mi membayar nasi punjung beserta ayam yang diserahkan pada keluarga korban. Selanjutnya juga, keduanya harus membayar denda pada keluarga korban. Sementara itu, besar kemungkinan Mi dan istrinya ini akan diusir dari perumahan Korpri Bentiring. Namun kepastiannya masih menunggu hari ini (16/4).
Sementara untuk prosesi cuci kampung, malam itu belum sempat dibahas. Sehingga belum diketahui apakah akan dilakukan cuci kampung atau tidak. Mengetahui hasil musyawarah itu, warga pun emosi. Mereka tak terima selain belum ada pembahasan cuci kampung, juga denda hanya dibayarkan pada korban saja. Alhasil, saat akan dimasukkan ke dalam mobi lagi, Em nyaris diamuk massa yang sudah berkumpul sedari awal.
Untungnya, berkat kesigapan aparat kepolisian dan juga tokoh masyarakat, Em dan suaminya berhasil diselamatkan dan segera dimasukan dalam mobil. Untuk selanjutnya dibawa menjauh dari lokasi. “Untuk kepastian pengusirannya tunggu besok (hari ini,red). Namun pasti akan diusir,” ujar Yuheri Yunus.(fiz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar